Dipastikan 1 Agustus 2011 Mulai Puasa Romadhon

FACHRUDDIN.
SYUKUR Alhamdulillah langit cerah di Sulawesi Selatan dan Jawa Timur membuat tim rukyah mampu melihat bulan sabit yang sudah mencapai 6 derajat itu. Angka 6 itu sudah termasuk ceto wolo wolo. Kalau tidak maka Romadhon kita baru dimulai hari Selasa lusa.  Dan itu artinya Sya’ban kita 31 hari. Kalau itu yang terjadi maka artinya aneh bin ajaib.

Biasanya setiap 3 – 4 tahun sekali akan terjadi dualisme awal Romadhon, karena tim rukyah tidak mampu melihat bulan, karena memang posisi dan kontur alam Indonesia yang banyak ditumbuhi berbagai jenis tanaman akan menyulitkan tim kita dalam melakukan rukyah. Tetapi itu harus dilakukan oada tanggal 29 Sya’ban, bukan tanggal 30 nya.

Sebagai orang awam yang tidak memahami mengapa Allah menetapkan dua cara dalam menetapkan awal dan akhir Romadhon hanya merasa kesal saja manakala terjadi dualisme.

Apakah dua metode itu sebuah persetruan abadi, bagaikman dua rek kereta api yang tak bakal bertemu sampai ujung manapun .  Tetapi jika rel kreta api boleh dijadikan permisalan, bukankah dua rel yang tidak pernah temu itu justeru secara sinerji mampu membuat laju kreta api menjadi lancar.

Artinya tentu metode hisab dan rukyah dalam menetap awal dan akhir bulan memiliki makna yang sangat dalam bagi kesejahteraan ummat manusia.  hanya kebodohan sajalah yang membuat dua metode ini justeru membuat keretakan, yang tidak perlu.

Seyogyanya Kementerian Agama akan membuat masyarakat muslim ini semakin tahun bertambah pintar.  Jangan dibiarkan masyarakat selalu saja menjadi awam dalam urusan rukyah dan hisab ini. Apalagi ummat Islam berkepentingan dengan hal tersebut setiap kali Romadhon akan tiba dan berakhir.  Perhitungan secara hisab sebenarnya bukan sesuatu yang sangat musykil, rumus rumusnya dapat dipelajari. Apalagi berbagai pihak yang menggunakan rumus rumus hisab selalu berakhir dengan hasil perhitungan yang sama. Artinya tingkat akurasi perhitungan secara akademis sangat bisa dipertanggung jawabkan.

Hanya saja masalahnya hisab tidak selalu berhasil membuktikan, kegagalan kegagalan ini sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca, apalagi jika derajat sabit masih tergolong kecil. Dan di Indonesia juga terganggo oleh puncak puncak tumbuhan. Oleh karenanya banyak titik yang tempat melakukan rukyah pada umumnya gagal melihat bulan sabit.

Berbeda halnya dengan apa yang dihadapi oleh Tim Rukyah di Timur Tengah yang tidak banyak tumbuh tumbuhan itu. kalau di Indonesia gelap gulita sehingga rukyah gagal melihat sabit, maka di Arab Saudi akan terlihat dengan terang benderang.  sehingga tidak jarang Arab Saudi justeru lebih awal puasa atau idul firinya dibanding Indonesia yang posisinya jauh lebih Timur ini.

Sebenarnya Kemenag memiliki kemampuan membuat bangsa ini tidak menjadi awam sepanjang zaman. Kita berharap ini adalah kali terakhir, ummat dibodohi dengan sidang  isbat bohong-bohongan ini. Rukyah semestinya dilakukan pada hari sabtu 29 Sya’ban, kalo tidak melihat bulan maka lengkapilah menjadi 30 hari dan Seninya sudah saum, seperti apa yang diumumkan oleh ahli hisab.

 

 

31 Juli 2011.  Sidang Itsbat Kemenag, menentukan Awal Romadhon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) mengagendakan sidang itsbat atau penetapan awal Ramadhan 1432 H pada 31 Juli mendatang. Pemerintah belum bisa memutuskan sebelum sidang tersebut digelar.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Ahmad Djauhari. “Biasanya sehari sebelum hari pertama Ramadhan diprediksikan,” jelasnya.

Djauhari yang juga Kepala Badan Hisab Rukyat tersebut mengatakan seperti tahun-tahun sebelumnya, sidang itsbat merupakan tata krama pemDownload: http://www.ieType.com/f.php?FTfrsI

erintah sebagai ulil amri, yang akan dihadiri perwakilan dari ormas Islam dan sejumlah ahli astronomi. Ia juga menegaskan bahwa legalitas sidang itsbat cukup kuat.

Pemerintah memiliki badan hisab rukyat yang menggabungkan dua metode itsbat sekaligus, yaitu hisab (perhitungan) dan rukyat bilfili (penglihatan kasat mata). Djauhari menegaskan sekalipun awal Ramadhan diprediksi sama namun, keputusan tetap akan menunggu hasil sidang nantinya.

Terkait kemungkinan adanya perbedaan, pemerintah mengimbau agar tetap menghormati perbedaan. “Jaga kemajemukan dan saling toleransi,” katanya seraya mengingatkan.

Sebelumnya, Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadhan 1432 H jatuh jatuh pada Senin Legi, 1 Agustus 2011. Sedangkan 1 Syawal 1432 H akan jatuh pada hari Selasa Kliwon 30 Agustus 2011.

Sumber  : Republika Online

Tinggalkan komentar