MANFAAT PETAI CINA BAGI KESEHATAN

 

Manfaat Petai China Bagi Kesehatan
MANFAAT PETAI CINA BAGI KESEHATAN
Beragam suku dan bahasa menjadikan banyak sekali penyebutan nama terhadap tumbuhan ini. Lamtoro, petai cina, pete china, peuteuy selong, kemlandingan, kamalandingan atau melandingan dan mungkin masih banyak lagi. Petai cina adalah sejenis perdu dari suku Fabaceae (=Leguminosae, polong-polongan), yang kerap digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Berasal dari Amerika tropis, tumbuhan ini sudah ratusan tahun dimasukkan ke Jawa untuk kepentingan pertanian dan kehutanan, dan kemudian menyebar pula ke pulau-pulau yang lain di Indonesia. Oleh sebab itu agaknya, maka tanaman ini di Malaysia dinamai petai jawa. (wikipedia).
Khasiat Petai China Bagi Kesehatan

Petai cina mengandung kalsium, lemak, fosfor, zat besi, protein serta vitamin A, B1 dan C. Sementara bijinya mengandung mimosin, leukanin, protein dan leukanol. Efek farmakologisnya memiliki rasa agak pahit dan bersifat netral.

Tanaman ini sangat bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya sebagai obat kencing manis, obat cacing, peluruh urine, obat patah tulang, obat luka terpukul, obat sulit tidur atau insomnia, obat bengkak, obat radang ginjal dan obat disentri. Sedangkan akarnya dapat dimanfaatkan sebagai peluruh haid.
Khasiat Petai Cina :
Obat Kencing Manis (diabetes melitus)
Sangrai biji petai cina yang sudah tua dan kering, kemudian ambil satu sendok makan dan campur dengan satu gelas air panas. Kemudian minum airnya satu gelas setiap hari.
Obat Cacingan
Tumbuk biji petai cina yang sudah tua dan telah di keringkan secukupnya hingga halus, kemudian ambil 5 gram bubuknya dan seduh dengan 100 cc air panas dan minum selagi hangat.
Obat Luka Baru dan Bengkak
Tumbuk halus daun petai cina secukupnya lalu ditempelkan pada luka.
Obat Luka Tertusuk Bambu Dan Serpihan Kayu
Tumbuk halus daun petai cina lalu ditambah terasi dapur secukupnya, aduk sampai merata kemudian tempelkan pada bagian yang sakit, kemudian dibalut dengan kain pembalut.
Disentri
Rebus 15 g biji lamtoro, 30 gram krokot dengan 400 cc air hingga tersisa setengahnya. Kemudian setelah dingin saring dan minum airnya.

Manfaat Buah Alpukat Untuk Ibu Hamil

Manfaat Buah Alpukat Untuk Ibu HamilDidalam buah alpukat terkandung zat asam folat yang tinggi, zat ini bermanfaat untuh menguatkan saraf bayi dan menurunkan resiko kelainan yang akan dialami oleh bayi seperti cacat. Asam folat ini adalah salah satu jenis vitamin yang bisa larut dalam air sehingga dapat tersimpan di dalam tubuh lebih lama dan merupakan bagian dari vitamin B kompleks. Asam folat ini juga membantu ibu hamil dalam menjaga dan memproduksi DNA dan RNA agar sempurna serta mengurangi rasa mual yang sering melanda ibu hamil .  Besarnya manfaat buah alpukat untuk ibu hamil karena berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika, bayi akan mengalami bibir sumbing, cacat pada saluran kemih, gangguan jantung dan cacat anggota lainnya jika bayi tersebut kekurangan asam folat. Kekurangan asam folat juga akan berdampak buruk bagi kesehatan ibu hamil karena akan mengakibatkan ibu hamil menjadi mudah lelah, mudah lupa, anemia, deperesi, dan susah tidur bahkan ibu hamil bisa terkena kanker pankreas. Hal ini disebabkan kekurangan asam folat sehingga janin harus mangambil cadangan energi ibunya. (Selengkapnya temukan di Wikipedia)

Jengkol Kaya Gizi

buah jengkol

Archidendron jiringa alias jengkol bukan barang asing bagi masyarakat tanahair. Banyak disuka sekaligus banyak dibenci, kerabat kacang itu selalu tersaji di berbagai rumah makan. Mulai dari kelas kakilima hingga restoran mentereng di ibukota. Meski menebarkan aroma tak sedap, kebanyakan penggemarnya enggan sepenuhnya meninggalkan menu favorit itu. Bisa dipahami lantaran setelah dimasak, biji buah jengkol menjadi lunak dan bertekstur lembut mirip biji nangka.

Selain bercitarasa khas, biji jengkol juga kaya nutrisi. Riset menunjukkan jengkol mengandung protein, karbohidrat, berbagai jenis vitamin, kalsium, dan fosfor. Bahkan kandungan vitamin C dalam setiap ons biji jengkol berkisar 57–91 mg. Vitamin C jeruk paling banter cuma 50 mg/100 ons daging buah. Selain vitamin C, biji jengkol juga mengandung vitamin B kompleks dan vitamin A. Keduanya berfungsi menjaga fungsi penglihatan dan peredaran darah.

Namun, konsumsi berlebihan juga berarti mengundang masalah. Kandungan asam jengkolat berpotensi memicu batu ginjal. Selain itu, urine orang yang baru mengkonsumsi jengkol akan berbau sangat menyengat. Itu sebabnya penggemar jengkol mesti memperbanyak minum air putih. Saat buang air kecil pun dianjurkan untuk mengguyur hingga bersih untuk meminimalkan bau tidak sedap yang menguar.

Pembangunan Desa

Desa jalan lengang

Desa merupakan penyumbang bahan makanan pokok bagi masyarakat perkotaan, disamping itu masyarakat desa juga sebagai penyuplai tenaga kerja baik untuk industri ataupun bisnisdan rumah tangga untuk perkotaan. Tetapi, subangsih masyarakat desa tersebut tidak diikuti oleh kesejaheraan masyarakat desa dalam berbagai bidang sepeti ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan masih banyak lagi. Kalau diamati lebih jauh lagi, kita akui bahwa jumlah rasio wilayah antara kota dan desa. Dapat dikatakan lebih luas di desa, tetapi jika kita hanya menunggu kucuran bantuan dari anggaran pemerintan yang saat ini masih terpusat pada pembangungan didaerah perkotaan. Maka dari itu, masyarakat desa jangan terlalu menggantungkan terhadap kucuran bantuan dari pemerintah, diperlukan suatu usaha dari masyarakat desa khususnya kolaborasi antara pemintah daerah, perguruan tinggi, dan pelaku usaha untuk memperdayakan masyarakat desa.

Program yang dimaksudkan ialah POSDAYA yaitu Program Pemberdayaan Keluarga. POSDAYA sendiri terdiri dari 4 bidang yaitu kesehatan, ekonomi atau kewirausahaan, pendidikan, dan lingkungan. Program ini pertama kali dicetuskan oleh Yayasan Damandari yang bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengapdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Program POSDAYA ini pada awalnya diujicobakan pada beberapa desa di Kabupaten Purbalingga, tetapi melihat pencapaian dari program ini yang baik, maka program ini dilanjutkan hingga saat ini ke beberapa Kabupaten di Daerah Tawa Tengah. Penjelasan rinci dari setiap program POSDAYA sendiri ialah terdiri sebagai berikut:

1. Bidang Kesehatan, bidang ini merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi masyarakat, tetapi indeks kesadaran masyarakat desa untuk secara rutin memperhatikan aspek kesehatannya masih sangat rendah, kesehatan sendiri berupa kesehatan dalam kebiasaan hidup sehat. Untuk bidang kesehatan sendiri terdiri dari beberapa program strategik, yakni:

  • · Senam sehat setiap minggu
  • · Posyandu lansia dan balita
  • · PHBS bagi anak-anak sekolah
  • · Ambulan desa
  • · Bina kesehatan remaja (Olahraga)

2. Bidang Pendidikan, bidang ini juga merupakan salah bagian terpenting bagi proses pemberdayaan masyarakat. Tetapi yang terjadi di masyrakat desa ialah masyarakat masih enggan menyekolahkan anaknya minimal pada pendidikan usia dini, hal tersebut diakibatkan karena faktor edukasi masyarakat desa bahwa pendidikan ialah hal yang mahal dan pemahaman bahwa pendidikan tinggi malah membuat mereka sulit untuk memperoleh pekerjaan. Bidang pendidikan ini, lebih memfokuskan pada pengembangan dan pendukung pendidikan pada anak-anak usia dini yang murah. Program tersebut yaitu:

  • · PAUD
  • · TPQ
  • · Perpustakaan Desa

3. Bidang Ekonomi atau kewirausahaan, pada bidang ini masyarakat desa terkenal dengan keuletannya tetapi mereka perlu memperoleh binaan untuk memacu kreatifitasnya. Disamping itu masyarakat desa terjebak dengan manajemen keuangan keluarga yang tidak efisien dan banyaknya potensi yang ada di desa yang belum didayagunakan untuk menjadi produk unggulan. Program tersebut yaitu:

  • · Koperasi.
  • · Kelompok tani.
  • · Home Industri
  • · Pembinaan kewirausahaan
  • · Manajemen keuangan keluarga

4. Bidang lingkungan, pada bidang ini merupakan bidang yang terbaru pada program posdaya. Alsan mendasar munculnya bidang ini ialah karena kesadaran masyarakat desa yang rendah dan cenderung sedikit apatis terhadap konidi lingkungan, disamping itu didaerah desa memiliki halaman pekarangan yang sangat luas tetapi lahan yang sangat luas tersebut tidak diikuti oleh pemanfaatan lahan yang masih minim sehingga jika dimanfaatkan dengan optimal akan menciptakan nilai tambah bagi masyarakat desa. Lingkungan disini diartikan sebagai lingkungan fisik yang ada dimasyarakat desa yaitu berupa: halaman, pepohonan, dll. Program tersebut yaitu:

  • · Intensifikasi pekarangan
  • · Tanaman gizi
  • · Tanaman toga
  • · Kolam ikan menggunakan media terpal ataupun kolam tanah

Keempat program posdaya diatas dapat bersinergi melalui kerjasama antara aparatur ataupun dinas pemerintahan pada tingkat desa dengan masyarakat desa, yang dimana didukung oleh pelaku usaha dan perguruan tinggi sebagai pemegang konsep. Sehingga akan terwujud masyarakat desa yang maju dalam hal pola pikir, kesehatan, dan kesejahteraan serta terciptanya kebermanfaatan lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat desa.

Feby Dwi Sutianto

Harga Sawit Rendah Pemprov Jambi Tegur PTPN VI

Sawit Petik

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI –  Diam-diam rupanya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi melalui Dinas Perkebunan menyurati PTPN VI. Surat dilayangkan terkait lebih rendahnya sawit petani dihargai oleh BUMN tersebut dari harga yang sudah ditetapkan Disbun bersama stakeholder terkait.

Di lain pihak, petani khawatir ini jadi preseden buruk terhadap harga sawit petani. Petani takut bila harga beli di bawah harga yang telah ditetapkan akan merembet ke perusahaan lain.

Putri Rainun, Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Disbun Provinsi Jambi mengatakan pemerintah sudah memberikan surat teguran terhadap PTP Nusantara VI. Isinya, kata Putri, meminta PTPN VI untuk menstandarkan harga sawit sesuai dengan hasil ketetapan tim Pokja.

Harga tandan buah segar (TBS) ditetapkan tim pokja tiap periode yang beranggotakan perusahaan kelapa sawit, Apkasindo, petani serta Dinas Perkebunan. Ini berdasarkan Peraturan Gubernur Jambi Nomor 36 tahun 2011 dan menindaklanjuti Keputusan Gubernur Jambi No 492/Kep.Gub/Disbun/2011 tentang pembentukan tim penetapan dan pemantauan harga pembelian TBS produksi perkebunan.

Putri menyampaikan untuk kelanjutannya tentu akan ada pertemuan perusahaan dan petani serta pemerintah daerah. “Sudah ada surat teguran dari pemda ke PTPN VI, dan nanti akan ada pertemuan antara petani sawit dan perusahaan,” ungkapnya kemarin.

Seperti dilansir Tribun, petani di Sungai Bahar, Muaro Jambi mengeluhkan lantaran sawitnya dihargai lebih rendah dari harga yang ditetapkan pokja.  Saat ini harga sawit petani masih dihargai Rp 780 per kilogram dan ini merupakan sawit super milik petani yang tergabung dalam KUD. Belum lagi harga sawit petani non-plasma yang hanya di beli Rp 300 sampai 500 per kilogram. Belum lagi, adanya perusahaan yang tidak menerima sawit petani non-plasma.

Ketua KUD Mukti Tama Sungai Bahar, Sarjono bilang, di Kecamatan Sungai Bahar hingga 2012 ada 22 KUD. Dari jumlah itu, ada sekitar 11 KUD yang menjual sawit ke PTPN VI yang pabrik kelapa sawitnya (PKS) terletak di Pinang Tinggi. Bila ditonasekan, kata dia, ada sekitar 600 sampai 700 ton per hari.

Menurutnya, sebagian KUD lainnya sudah menjual sawit ke perusahaan di luar Sungai Bahar. Alasannya perusahaan menghargai harga sawit petani sesuai standar harga yang ditetapkan.

“Beberapa waktu lalu pihak provinsi dan kabupaten sudah ke Sungai Bahar. Informasinya mau ditindak lanjuti masalah yang ada di Bahar, minggu depan katanya,” terang Sarjono, Senin (19/11).

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Jambi, Muhammad mengatakan asosasianya telah menyurati Gubernur Jambi untuk duduk bersama antara perusahaan, petani, dan Pemprov Jambi guna membahas masalah ini.

“Jika permasalahan harga sawit ini terus berlanjut maka kemungkinan besar akan terjadi di perusahaan lain yang ada di Jambi,” ujarnya.

Ia mengatakan kejadian ini sudah lama dialami petani kelapa sawit, namun baru tiga bulan ini cukup dirasakan pengaruhnya.

Benny Soebagia, Sekretaris PTPN VI mengatakan rendahnya harga sawit di PTPN VI karena harga pasaran dan permintaan belum stabil. Dia bilang pengangkatan crude palm oil (CPO) yang tidak lancar atau tersendat di pelabuhan juga mempengaruhi harga sawit.

“Kita lihat perkembangannya nanti, kalau sudah stabil kita akan mengikuti ketentuan harga,” katanya.

Sebelumnya Benny menerangkan, perbedaan rendemen sawit petani di Sungai Bahar turut jadi penyebab perbedaan harga itu.

Mendamba Reformasi Agraria!

“HARI Agraria 24 September, tanggal UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 disahkan, diperingati petani seantero negeri dengan unjuk rasa menuntut reformasi agraria!” ujar Umar. “Di Jakarta, ribuan petani unjuk rasa di depan Istana Merdeka. Di Medan, di kantor gubernur. Di Lampung, memblokir jalan lintas timur!”
“Reformasi agraria yang mereka dambakan itu perintah UU No. 5/1960, dengan istilah yang populer zaman itu, land reform—bagi-bagi tanah kepada petani yang tak punya lahan!” sambut Amir. “Tapi karena land reform dijadikan selling point Barisan Tani Indonesia (BTI) yang komunis dalam merekrut anggota, istilah itu jadi alergi pada era Orde Baru! Namun, pemerintah Orde Baru menjalankan perintah UU itu secara besar-
besaran lewat program transmigrasi! Jutaan orang dipindah dari Jawa dan Bali ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, setiap warga dapat lahan 2 hektare!” “Pada tingkat lanjut, programnya bukan cuma land reform, tapi dilengkapi capital reform lewat koperasi, dikelola departemen transmigrasi dan koperasi!” tegas Umar.
“Lewat koperasi, bukan saja kredit sarana produksi disalurkan, melainan juga berbagai fasilitas teknologi dari proses produksi sampai pascapanen! Dengan semua itu, lengkap kebutuhan transmigran untuk meningkatkan taraf hidup keluarga sehingga anak transmigran menjadi kelompok signifikan di pendidikan tinggi—termasuk di Lampung!”
“Arus balik yang drastis terjadi di era reformasi! Senasib dengan program KB, geliat program transmigrasi tak relevan lagi!” tukas Amir. “Hal yang menonjol malah bancakan korupsi pejabat kementerian yang mengurus transmigrasi! Sedang lahan bekas hutan produksi yang lazim dijadikan ajang program transmigrasi, tahun-tahun terakhir ini masuk program moratorium untuk paru-paru dunia—menyenangkan hati negara-negara maju yang tak henti mengotori langit dengan cerobong asap raksasa pabrik-pabrik mereka! Tanpa peduli, jutaan keluarga rakyat sendiri tak punya lahan untuk sekadar bertahan hidup saja pun!”
“Akibatnya, konflik lahan kian meluas dan makin serius karena terus bertambah panjang barisan warga yang lapar tanah!” tegas Umar. “Namun, apa tekanan jutaan warga yang terlunta-lunta tak bertanah di Tanah Air sendiri itu sebanding dengan kebutuhan penguasa akan pujian tuan-tuan besar pemilik cerobong asap raksasa?” ***

Pola Pikir Petani Kopi Harus Diubah

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Pola pikir masyarakat petani yang menganggap menanam kopi tidak menguntungkan harus diubah. Petani perlu diberikan pemahaman bahwa menanam kopi itu membanggakan dan sangat menguntungkan.

 

Perubahan persepi ini dilakukan agar produksi kopi Lampung makin baik dan petani kopi sejahtera.

Saat ini produktivitas kopi Lampung rata-rata hanya 1 ton per hektare. Sedangkan di negara penghasil kopi lainnya, seperti Vietnam, produktivitas kopi mencapai 2,5—3 ton/ha dengan biaya produksi 700—1.000 dolar AS/ha.

“Kalau persepsi petani tidak diubah, sulit bagi Lampung untuk terus memproduksi dan meningkatkan produksi kopi,” kata Ketua Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Lampung Sumita, Kamis (12-7).

Menurutnya, harga rata-rata kopi sekarang tidak turun dari Rp15 ribu/kg. Dengan harga tersebut, sudah cukup menguntungkan bagi petani. Apalagi bila produktivitas petani meningkat, setara dengan produktivitas kopi di negara penghasil kopi lainnya.

Mengubah persepsi ini, kata Sumita, bergantung pada kemauan petani itu sendiri. Karakteristik kesadaran petani di Lampung untuk meningkatkan produksi ini, terbilang masih kurang.

 

Berpeluang Ditingkatkan

Lebih lanjut Sumita mengatakan produksi dan produktivitas kopi petani masih berpeluang besar untuk ditingkatkan. Upaya-upaya peningkatan pengetahuan petani sebenarnya sudah cukup memadai.

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar produksi meningkat adalah ketersediaan pupuk yang kerap menjadi masalah petani. Saat petani memerlukan  pupuk tidak ada, kalaupun ada harga pupuk mahal, pupuk subsidi tidak ada di pasaran yang menyebabkan kekacauan di tingkat petani.

Selain itu, serangan hama dan penggunaan insektisida juga masih perlu diperhatikan. Ini adalah tugas Dinas Perkebunan agar petani menggunakan obat yang tepat. Jangan sampai, kopi justru mengandung chemical residu yang dikomplain pembeli dari luar negeri.

Di luar persoalan teknis tersebut, masalah cuaca juga cukup mengganggu dan menurunkan produksi kopi. Walaupun ada yang berpendapat bahwa pemanasan global adalah isu yang dibesar-besarkan, kenyataannya di lapangan cuaca yang buruk berpengaruh pada produksi kopi.

Demikian pula penanganan setelah panen, seperti petik merah, dan lantai jemur, saat ini sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya, terutama tahun ini.

“Kultur dan budaya petani harus diubah, tinggal bagaimana petaninya mau atau tidak sejahtera dan menikmati harga yang cukup baik,” kata Sumita.

Sementara itu, saat ini panen raya kopi di Lampung sudah mencapai 50%. Panen raya yang berlangsung sepanjang Juli 2012 ini dalam sehari tak kurang 200 truk dengan kapasitas 8 ton per truk mengangkut kopi masuk ke gudang eksportir. Sedangkan harga kopi di terminal kopi London mencapai 2.000 dolar dan di tingkat petani berkisar Rp16 ribu/kg. (WIN/E-2)

Lampost, 13 Juli 2012

Perkara Konflik Agraria di Lampung Menumpuk.

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Mesuji hanyalah salah satu daerah di Lampung yang memiliki banyak perkara pelik konflik agraria. Perkara konflik agraria di Lampung kini menumpuk. Nyaris tidak ada yang terselesaikan dengan baik hingga saat ini.

“Kasus agraria yang ditangani LBH saja ada 84 kasus. Sebagian besar belum selesai. Itu belum lagi ditambah data-data jumlah konflik lain dari lembaga lain,” tutur Direktur LBH Bandar Lampung Indra Firsada, Senin (28/5/2012).

Menurut dia, menumpuknya perkara agraria di Lampung terjadi akibat ketidakseriusan dan ketidakmampuan pemerintah untuk menyelesaikannya. Padahal, di Lampung sudah dibentuk tim koordinasi penyelesaian konflik lahan.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Lampung Joko Umar Said menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Lampung kewalahan untuk mengatasi maraknya konflik agraria. Setiap tahun muncul 10 kasus besar baru.

Hampir 60 persen dari sekitar 350.000 hektar luas wilayah hutan register di Lampung kini ditinggali perambah.

REGISTER 45 : Perambah Bertambah Banyak

MESUJI (Lampost): Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Koordinator Politik Hukum dan HAM (Kemenko Polhukam) dinilai lambat mengatasi perambahan Register 45 Sungaibuaya yang makin tak terkendali. Akibatnya, jumlah perambah hutan tanaman industri (HTI) itu diperkirakan mencapai 6.000 jiwa.

Hal itu berdasarkan data Badan Kesbangpol Mesuji. Jumlah tersebut terus bertambah setiap hari karena warga masuk kawasan ini tidak lagi menggunakan terpal atau tenda.

Kini, perambah mendirikan rumah berdinding papan beratap asbes. Bahkan permukiman buatan perambah mendekati lokasi kompleks Pemkab Mesuji dengan jumlah sekitar 1.000 rumah.

“Sebelumnya perambah hanya menggunakan tenda dan jauh dari jalan, kini mendirikan bangunan di pinggir jalan, seolah tanah tersebut pembagian transmigrasi. Kalau persoalan ini tak ditarik ke pusat, terlambat mengatasinya, karena jumlahnya sangat besar,” kata Suripto (57), warga Kampung Brabasan, Kecamatan Tanjungraya.

Pada pertemuan dengan Pangdam II Sriwijaya Mayjen Nugroho Widyotomo, beberapa pekan lalu, perwakilan PT Silva Inhutani, Fitri, menyebutkan dari 43.100 hektare luas kawasan Register 45, pihakya mengusai 16 ribu ha. “Selebihnya dikuasai perambah,” kata Fitri.

Menanggapi hal ini, Bupati Mesuji Khamamik mengatakan Pemerintah Pusat membentuk tim terpadu yang dimotori Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan HAM. Pada rapat terakhir dua pekan lalu di Jakarta, Khamamik mengungkapkan pihaknya mendesak agar tim tersebut turun ke Mesuji melihat situasi lapangan.

Dia mendesak Polri bertindak mengamankan kawasan hutan negara tersebut. “Jelas di Regiser 45 ada pelanggaran hukum. Saya minta ada penegakan hukum supaya menjadi efek jera bagi perambah. Minimal mereka berpikir memasuki kawasan. Bukan seperti sekarang ini, bebas tanpa ada tindakan kepolisian,” kata Khamamik. (UAN/U-1)

Lampost  Rabu 4 Juli 2012